Planet Mars sekarang ini adalah planet mati. Namun belum lama ini bukan itu masalahnya, sebagaimana yang terbukti dari bangunan-bangunan yang termakan cuaca di Mars yang merupakan sisa-sisa Piramida-Piramida Besar dan Sphinx.
Sebagian planet pembawa kehidupan memiliki pijakan lebih kuat dari yang lainnya, karena lebih dekat ke kehangatan matahari, contohnya, dan. lebih khususnya lagi, merupakan planet air seperti Bumi. Sedangkan Mars memiliki sedikit saja dari zat berharga itu, dan dahulu hanya menjadi planet pembawa kehidupan dimana titik bekunya tidak memerangkap air.
Atmosfer di sekeliling sebuah planet air dapat terbentuk kembali dengan cepat, pada khususnya dalam komponen-komponen yang menopang kehidupan. Di planet yang kering, atmosfernya rapuh, dan setiap pembentukannya kembali akan mengambil lebih banyak lagi air yang berharga.Dahulu, Mars mempertahankan kehidupan hingga ke tingkatan yang bukannya tidak seperti rumah kami di Zeta Reticuli - lumut dan serangga dan cacing. Di dunia-dunia semacam itu, tidak ada cukup makanan dalam rantai makanan untuk menyokong hewan di atas tingkat itu, dan kemunduran-kemunduran terjadi berulang-ulang. Reptil pemakan serangga mungkin dapat mengawali hidup, tapi hanya untuk punah selama masa-masa paceklik, lagi dan lagi. Demikianlah planet-planet semacam itu dalam keadaan tidak tumbuh.
Mars menemui kematiannya akibat kedatangan para tamu dari Planet ke-12, yang membangun operasi-operasi penambangan di Mars, yang lebih disukai ketimbang Bumi dimana ada hewan-hewan mamalia buas yang besar berkeliaran dalam jumlah besar. Planet ke-12 tidak memiliki hewan-hewan karnivora semacam itu di darat. Dan meskipun tubuh para tamu hominoid raksasa ini besar dan berotot, mereka bergidik memikirkan itu.
Atmosfer di Mars, meskipun tipis, jumlahnya banyak, sehingga para tamu itu mulai menggunakan sumber-sumber air yang dapat merek temukan untuk mencuci logam (emas) yang mereka cari-cari. Dalam melakukannya, mereka berupaya mengendalikan alirannya di permukaan Mars yang relatif datar, dan melakukannya secara serampangan dengan mengarahkan air buangan ke dalam urung-urung. Demikianlah air yang berharga itu semakin banyak yang dikirim ke bawah tanah, menggerakkan rantai event-event yang tidak dapat dibalik lagi. Permukaan Mars mendingin ketika atmosfernya menipis, dan permukaannya yang tengah membeku mengakselerasi proses ini.
Tak lama atmosferpun menjadi terlalu tipis untuk bernapas, dan, karena para hominoid Planet ke-12 terbiasa dengan cuaca musim panas yang terus-menerus, mereka tidak terlalu enggan untuk meninggalkan planete yang sedang membeku itu. Kala itu Bumi menjadi tampak lebih menjanjikan, terutama karena alternatif mereka sedikit saja. Mereka meranang cara-cara untuk menangani hewan-hewan karnivora, dengan secara spesifik menamengi diri mereka melalui para manusia budak mereka yang dilatih untuk mempertahankan. Namun, berangsur-angsur, setelah dikarantina dari Bumi, mereka belajar cara menciptakan dan mempertahankan atmosfer mereka sendiri dalam ruang-ruang udara yang sempit, dan, dengan demikian, dapat dipindah-pindah. Merekapun melanjutkan operasi-operasi penambangan di dalam Tata Surya ini, di titik ini atau itu, dan masih ada di sana sekarang ini.
All rights reserved: ZetaTalk@ZetaTalk.com
