Katai Coklat

Di bidang astronomi ada istilah Brown Dwarf, atau katai coklat, untuk sebuah benda ruang angkasa yang seperti planet. Brown dwarf, menurut teori manusia, adalah benda ruang angkasa yang terlalu besar untuk disebut planet tapi juga terlalu kecil sebagai bintang, yang bersinar redup dan dingin, tidak mampu menghasilkan panas yang cukup untuk memicu fusi  nuklir yang terus-menerus. Namun teori brown dwarf para alien Zeta menyatakan tidak harus selalu demikian, sebagaimana ketika mereka menyatakan bahwa Planet X adalah brown dwarf yang mengeluarkan panas dan cahaya sendiri, serta berpenghuni hominoid.

Brown dwarf may someday harbour habitable planets, 08 February 2005 : ... Brown dwarfs are "failed" stars with masses of about 15 to 70 times that of Jupiter. They are thought to form like ordinary stars, from a collapsing cloud of gas and dust. But unlike ordinary stars, they do not generate enough heat to trigger the sustained nuclear fusion of hydrogen nuclei that makes stars burn bright. http://www.newscientist.com/article/dn6977-brown-dwarf-may-someday-harbour-habitable-planets.html#.UxNG1u5bvfo

Brown dwarfs: Brown dwarfs are objects which are too large to be called planets and too small to be stars. They have masses that range between twice the mass of Jupiter and the lower mass limit for nuclear reactions (0.08 times the mass of our sun). Brown dwarfs are thought to form in the same way that stars do - from a collapsing cloud of gas and dust. However, as the cloud collapses, it does not form an object which is dense enough at its core to trigger nuclear fusion. The conversion of hydrogen into helium by nuclear fusion is what fuels a star and causes it to shine. Brown dwarfs were only a theoretical concept until they were first discovered in 1995. It is now thought that there might be as many brown dwarfs as there are stars. ... Brown dwarfs are very dim and cool compared with stars. http://coolcosmos.ipac.caltech.edu/cosmic_classroom/cosmic_reference/brown_dwarfs.html (baca juga: Katai Coklat dari wikipedia) 

Penjelasan-penjelasan para alien Zeta, melalui ZetaTalk, selalu diremehkan pada mulanya oleh para ilmuwan bumi yang baru mendengarnya, namun, pada akhirnya, ZetaTalk selalu terbukti benar dalam ilmu-ilmu jagad raya mereka yang dibagikan kepada umat manusia. Berikut laporan tentang keakuratan ZetaTalk tentang teori Brown Dwarf, atau Katai Coklat.

Katai Coklat
Terjemahan bebas Brown Dwarf

Pada Juli 1995, ZetaTalk menggambarkan Planet X sebagai planet yang bersinar redup yang mempertahankan kehidupan meskipun melanglang buana di lintasan orbitnya yang menjauh dari mataharinya dan sangat panjang, jauh di ruang angkasa, karena planet tersebut memancarkan panas dan cahaya dari intinya yang lunak. [Baca juga: Annunaki, Para "Dewa" Yang Tidak Tidur]

Planet ke-12 memiliki panas dan cahaya, yang dihasilkan dari dalam intinya. Kehidupan di Planet Ke-12, yang didiami oleh hominoid besar yang tidak dapat dibedakan dengan manusia selain dari ukurannya, mengalami hari siang yang terus-menerus. 

Kehidupan yang tumbuh dan berkembang di sana tidak memiliki masa tidur, melainkan istirahat. Cahayanya tersebar di atmosfer, lalu kembali ke permukaan tanahnya, namun muncul dari intinya untuk berinteraksi dengan atmosfer hanya melalui permukaan lautan-lautannya yang dalam, yang menutupi sebagian besar permukaan planet itu. Anda boleh menyamakan kondisi ini dengan aktifitas vulkanik, dimana Bumi memiliki sejumlah besar tempat, baik di atas tanah maupun di bawah lautan yang menyemburkan lava lunak. Demikian pulalah, Planet ke-12 memiliki tempat-tempat dimana zat lunak dan bergolak dalam intinya lolos ke permukaan. Terjemahan bebas ZetaTalk: 12th Planet Glow written July 15, 1995

Para ilmuwan manusia sepertinya tidak memiliki gambaran tentang planet yang mengembara seperti itu. Sebuah katai coklat, menurut manusia, haruslah bergas dan memiliki matahari yang tidak lagi bersinar, sehingga jauh lebih besar dari pada Yupiter. Tidak ada obyek antariksa--obyek yang solid--seukuran planet yang dapat memancarkan cahaya dan panas sendiri. Namun retakan-retakan dalam argumentasi manusiapun mulai muncul. [Baca juga: 
Planet X, aka Planet Ke-12 (Nibiru): Jarak dari Bumi dan Gerak Orbit]

[Pada 2002, ditemukan brown dwarf yang bermassa lebih kecil dari massa Yupiter dan berjarak cuma tiga kalinya jarak Matahari-Bumi, yang dinyatakan sebagai temuan yang memecahkan rekor.] Brown Dwarf Spotted Close to Star , May 22, 2002 Astronomers using adaptive optics technology on the Gemini North Telescope have observed a brown dwarf orbiting a low-mass star at a distance comparable to just three times the distance between the Earth and Sun. This is the closest separation distance ever found for this type of binary system using direct imaging. The record-breaking find is just one of a dozen lightweight binary systems observed in the study. Together, they provide a new perspective on the formation of stellar systems and how smaller bodies in the Universe (including large planets) might form. With an estimated mass of 38-70 times the mass of Jupiter, the newly identified brown dwarf is located just three times the Sun-Earth distance (or 3.0 Astronomical Units) from its parent star.’ https://www.noao.edu/outreach/press/pr02/pr0203.html

Dan kini, setelah lebih dari masa olok-olok selama satu dekade, para ilmuwan manusia mengakui bahwa para alien Zeta selama ini benar!  [Baca juga: Gerak Orbit Planet X/Nibiru, Lonely Planet, dan Ilmuwan Bumi]

[Akhirnya ilmuwan mengakui Ada Planet Lain Yang Dapat Ditinggali] Starless Planets May be Habitable After All, 20 February 2011 http://www.newscientist.com/article/mg20928005.200-starless-planets-may-be-habitable-after-all.html Liquid water may survive on free-floating planets that have no star to warm them. If they also support life, they could act as stepping stones to spread life around the galaxy. Gravitational tussles with other planets or passing stars can eject planets from their solar systems. But even in the cold of space, these wayward worlds could stay warm, thanks to the decay of radioactive elements in their rocky cores. Dorian Abbot and Eric Switzer of the University of Chicago calculate that rocky planets with a similar mass to Earth could remain warm enough to keep water liquid under thick, insulating ice sheets for over a billion years. A planet with the same fraction of water as Earth could keep a subsurface ocean liquid if it was 3.5 times Earth's mass. But a planet with 10 times Earth's water concentration could do this if it weighed just one-third as much as Earth, they say (arxiv.org/abs/1102.1108). "It's a really interesting idea," says Lisa Kaltenegger of the Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics. "But we would have to land on [a planet] and burrow down to see if life is possible."

[Baca juga: Satu-Satunya Dari Sekian Banyak Planet]