Bintang Pari tak lain adalah Nibiru, aka Planet X, atau Matahari Kedua. Brown Dwarf ini akan lewat di jarak terdekat dengan Bumi (Passage) dan menyebabkan Pergeseran Kutub (Pole Shift), tapi TIDAK AKAN MENABRAK BUMI, karena Sifat Orbitnya dan ada Gaya Tolak gravitasi. [click Planet X 2003 Photos below to see more]
Nibiru
Videos: Nibiru's Path (Animation) by Kojima Poleshift.ning.com
The Zeta Report - POLE SHIFT ANIMATION
The Zeta Report - FUTURE MAPS

CHECK IF YOUR LOCATION (world) IS SAFE

Di Balik Serangan DDoS Terhadap Server AS dan Eropa

 on Selasa, 04 Maret 2014  

==============================================
Baca juga:
Masa Depan Internet: Akankah Dimatikan Penguasa?
Outernet, Kawan Atau Lawan?
Pasca Pergeseran Kutub: Internet
==============================================

Sumber: ZetaTalk Chat Q&A for February 15, 2014

Februari lalu, server-server internet di AS dan Eropa mengalami serangan DDoS besar-besaran. Lebih kuat ketimbang serangan-serangan Spamhaus di tahun lalu, menurut perusahan-perusahaan security. Serangan-serangan DDOS semacam itu disebut “reflection and amplification” attack. Akan adanya serangan yang lebih buruk lagi, CloudFlare memperingatkan. Januari lalu, US Computer Emergency Readiness Team (US-CERT) mengeluarkan peringatan tentang serangan-serangan emacam itu. Ini sebagaimana diberitakan oleh RT.com berikut ini.
'Biggest ever’? Massive DDoS-attack hits EU, US, 11 Feb. 2014: A massive DDoS attack hit EU- and US-based servers, with security companies reporting it to be even more powerful than last year’s Spamhaus attacks. While the method of the attack was not new, CloudFlare warned there are “ugly things to come.” What makes the recent attacks worse is the so-called “spoofing” of IP addresses of attackers, making it look as if the victim is actually generating those spam requests. The number of trash requests also skyrockets by “large” replies thrown back at the target from a number of servers “compromised” in the attack. For this reason, such tactics are often referred to as a “reflection and amplification” attack. Back in January, the US Computer Emergency Readiness Team (US-CERT) issued a warning about such NTP amplification attacks after a number of prominent gaming services were brought down by them in December, including Steam, League of Legends and Battle.net. While CloudFlare in its warning urged server administrators to patch and upgrade their NTP servers to solve the issue, it appears that few have since bothered to carry out these security measures. [and from another] As a user I can confirm the effects of this attack for Europe. It took place Monday and Tuesday [Feb 3-4] morning for several hours. Internet was not accessible or with disruptions - DNA servers not accessible for web sites in the US and Europe (eg Google, YouTube and other media/info sites) Tuesday morning totally down for about 4 hrs. http://rt.com/news/biggest-ddos-us-cloudflare-557/, 
Apakah serangan-serangan yang menguat terhadap server-server internet itu ada kaitannya dengan pengumuman pengumuman (yang telah direncanakan Obama), ataukah sekedar false flag lagi? Adakah rencana elit terkait dengan serangan internet untuk minggu-minggu nanti (menjelang pengumuman Obama yang mengakui kehadiran Planet X dekat bumi)?

Penjelasan ZetaTalk, terjemahan bebas ZetaTalk Chat Q&A for February 15, 2014
Tujuan serangan-serangan DDOS tidak berubah, yang berubah adalah metode-metodenya.
Niatnya adalah untuk melumpuhkan sebuah website atau sebuah jaringan melalui jumlah traffic yang berlebihan, untuk memperlambat respon terhadap mesin crawl, sehingga pada dasarnya mematikannya. 
Rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan pertahanan-pertahanan teknologi melawan serangan-serangan semacam itu telah dihindari, pada utamanya, karena biaya-biayanya.
Dan, layaknya sebuah tantangan yang dilempar ke antara kontestan, desakan untuk mengimplementasikan pertahanan-pertahanan itu telah menghasilkan lebih dari serangan-serangan yang sangat kuat. Jaringan-jaringan lain tengah diharuskan masuk ke dalam pertempuran-pertempuran itu, masuk ke dalam serangan-serangan itu. 
Pertempurannya tidak lagi antara dua pihak, dengan satu pihak melempar transaksi ke pihak lain yang mempertahankan diri.
Pertempuran itu kini melibatkan pengomandoan jaringan-jaringan untuk bekerja atas nama serangan itu, yang disebut serangan “reflection and amplification”. 
Pematian jejaring internet secara kejam yang dialami AS dan Eropa baru-baru ini kemungkinan sekali akan memaksa provider-provider internet mengimplementsaikan pertahanan-pertahanan berbiaya mahal yang selama ini mereka hindari, karena, kalau tidak demikian, mereka akan melumpuhkan seluruh partisipan selama serangan-serangan.
Layaknya tentara yang sedang bergerak, lansekap di sekitar target disia-siakan.   
Akankah serangan-serangan semacam itu dipergunakan natinya di masa mendatang oleh pihak penguasa untuk mencegah informasi menjalar secara "viral", menyebar ke seluruh dunia via internet ketika memblokir medianya tidak mencukupi?
Telah berulang-ulang kami ditanyai apakah internet akan dimatikan, pada akhirnya, selama suatu jenis manuver darurat militer global. Jawaban kami selama ini adalah bahwa internet dipergunakan sedemikian ekstensifnya oleh bisnis dan pemerintah sehingga tindakan itu malah akan melumpuhkan perdagangan dan fungsi-fungsi pemerintahan.
Jejaring sosial diserang pada sumbernya, melalui ketetapan pemerintah bilamana perlu, untuk menghindari terjadinya shutdown total. 
Prediksi-prediksi kami tidak berubah.



==============================================
Baca juga:
Masa Depan Internet: Akankah Dimatikan Penguasa?
Outernet, Kawan Atau Lawan?
Pasca Pergeseran Kutub: Internet
==============================================




Di Balik Serangan DDoS Terhadap Server AS dan Eropa 4.5 5 Nirata Selasa, 04 Maret 2014 ============================================== Baca juga: Masa Depan Internet: Akankah Dimatikan Penguasa? Outernet, Kawan Atau Lawan...