Baca juga
Terjemahan bebas dari ZetaTalk Chat Q&A for November 30, 2013
Satu minggu telah berlalu, rupa-rupaya Pemerintah Australia selama ini memata-matai tetangga kami, Indonesia. Dan kini muncul breaking news bahwa menteri keimigrasian Indonesia tidak lagi menghentikan orang-orang untuk menuju Australia dengan kapal boat secara ilegal.
Kalau membaca apa yang tersirat, telah ada perubahan dalam kebijakan untuk menjaga rakyat jelata Indonesia (agar tidak menyelundup ke Australia--pen.) hingga sudah terlalu terlambat untuk pergi, yang sebelumnya telah diorganisir oleh mantan Perdana Menteri Australia dengan para elit Indonesia sebagai ganti untuk tempat kabur ke Australia ketika Pergeseran Kutub menimpa.Dapatkah para Zeta mengomentari tentang apa perubahan itu? Mungkinkah bahwa pemerintah Indonesia sekarang ini sedang dalam titik putus asa karena begitu banyak orang kehilangan rumah akibat daratan mereka yang ambles, sehingga merencanakan sesuatu yang lain?
Tony Abbott tight-lipped on spy letter to Indonesia's president http://www.news.com.au/national/tony-abbott-tightlipped-on-spy-letter-to-indonesias-president/story-fncynjr2-1226766849592 Susilo Bambang Yudhoyono had written to Mr Abbott demanding an official apology and a full explanation as to why Australian spies in 2009 targeted his mobile phone, as well as his wife's and some of his closest confidants. Indonesia has halted all co-operation with Australia on people smuggling following the phone-tapping controversy.
Indonesian immigration official: Boat people free to go to Australia http://www.news.com.au/national/indonesian-immigration-official-boat-people-free-to-go-to-australia/story-fncynjr2-1226766944095 A senior Indonesian immigration official says he will no longer take measures to stop asylum seekers attempting to take boats to Australia as the fallout over the spying scandal continues.Respon ZetaTalk:
Ah, betapa cepatnya pertempuran-pertempuran meletus di kalangan elit, ketika mereka yang mengira diri mereka berkuasa dan dapat mengintimidasi, atau memiliki kartu-kartu As, sedang bergumul untuk mendapatkan posisi top dog.
Permainan di antara para elit Indonesia, yang telah menyetujui untuk memblokir warganegara mereka agar tidak bermigrasi ke Australia hingga mereka tenggelam selama Pergeseran Kutub, masih terus bermain.
Percekcokan baru-baru ini dimana Indonesia meributkan masalah penyadapan pembicaraan-pembicaraan telepon adalah sekedar sebuah kartu yang dimainkan untuk menambah dongkrak.
Indonesia menginginkan kepastian yang lebih pasti, yaitu tempat-tempat (untuk eksodus--pen.) yang lebih baik bagi para elit mereka, dan, mungkin, migrasi awal para elit mereka ke Australia.Percekcokan terkini adalah lebih karena efek Topan Haiyan ketimbang penyadapan telepon, yang terjadi dahulu pada 2009.
Topan Haiyan telah membuat takut para elit di Indonesia, yang membayangkan diri mereka akan terjebak secara potensial dalam reruntuhan bersama rakyat jelata.
Jalur pelarian mereka dapat terblokir jika pesawat-pesawat terbang dan kapal-kapal tidak dapat beroperasi dalam cuaca parah. Lebih baik meringkuk di pantai-pantai Australia.Apa yang luar biasa dalam percekcokan ini adalah bukannya ini yang terjadi: mereka yang Mengabdi-Ego senantiasa membuat manuver di kalangan mereka sendiri untuk mendapatkan kekuasaan dan posisi.
Namun yang luar biasa dalam percekcokan ini adalah bahwa pokok persoalan diuraikan garis besarnya di media-media massa, untuk dibaca semua orang. Pemerintah Indonesia akan membolehkan migran-migran ilegal untuk pergi ke Australia, dimana sebelumnya telah disepakati bahwa permerintah Indonesia akan memblokir mereka.Hal ini memunculkan pertanyaan, kesepakatan apa yang telah dibuat, sebelumnya, dan apa saja parameter dari kesepakatan itu tadinya?
Baca juga:
Simbolisme Piramida Gunung Padang
Drone Australia Untuk Mengawasi Pengungsi