Baca juga: Indeks Artikel Annunaki dan Malaikat di Bulan Mengenakan Antakusuma?
Terjemahan bebas dari ZetaTalk: Ancient Gods
Note: written Jul 15, 1997. Planet X and the 12th Planet are one and the same.
Bukan kebetulan kalau para hominoid penduduk Planet ke-12 berperawakan dan berpakaian seperti para Dewa Yunani, para Dewa dari Gunung Olympus, karena mereka itu satu jenis dan sama. Kisah-kisah mitos tentang petir yang dilempar dan melesat menembus awan adalah berdasarkan prestasi-prestasi teknologi dari para tamu dari alam Densitas ke-3 di Planet ke-12 ini, yang telah menguasai teknologi modern yang sekarang ini setara dengan laser dan transportasi orang via rocket booster yang diikat di punggung.
Bagi para manusia primitif, yang tingginya hampir-hampir tidak mencapai ketinggian ikatan itu (rocket booster itu) pada para raksasa tampan tersebut, mereka adalah dewa-dewa.Para Dewa Yunani telah dilaporkan bersifat cemburu dan penuh kemurkaan di satu sisi, namun di sisi lain, baik hati dan membimbing - sedikit seperti orang. Tentu saja, mereka ini bukan dewa-dewa--tak lebih dari manusia sekarang ini--namun pengeksploitan mereka terhadap para manusia masih diceritakan dengan penuh ketakjuban.
Legenda-legenda dalam budaya-budaya manusia mengenai eksploitasi oleh para hominoid raksasa dari Planet ke-12 itu karena--bukan hal remeh juga--peraturan-peraturan kaku yang ditetapkan oleh para tamu ini mengenai kawin silang dengan manusia yang mereka pergunakan sebagai buda-budak. Dipisahkan dari manusia dalam hal ini, mereka memiliki keunggulan, karena mereka jauh yang tebesar, paling maju secara teknologi, dan hominoid paling cerdas yang ada ketika itu. Manusia-manusia, kala itu, sedang berevolusi dari tahap manusia gua, dengan kejeniusan yang hanya sesekali terlahir dari dna manusia murni.
Selama evolusi spesies alam Densitas ke-3 manapun, kecerdasan bertambah secara bertahap akibat pemilihan genetika, yaitu individu-individu yang semakin pandai yang mewariskan gen-gen mereka karena kemampuan mereka untuk menghindari bahaya dan memanipulasi situasi-situasi di sekitar mereka. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara para manusia dan para tamu dari Planet ke-12 (kala itu) ada banyak dan signifikan.
Kisah-kisah yang dihasilkan oleh para raksasa yang tinggi dan bertubuh indah ini hampir tak ada habisnya dalam mitologi manusia, namun dapat dikenali, dan dibedakan dari kisan-kisah yang berbasis sekedar manusia, melalui beberapa karakter menonjol.
- Para dewa itu berperawakan hominoid. Manusia biasa tidak ditumbuhkan hingga berukuran seperti para dewa itu oleh manusia lain, meskipun ada kultur-kultur yang, untuk sementara waktu, dan dengan cara yang menggurui, menyebutnya raja manusia atau kepala dewa yang berkuasa.
- Para hominoid (raksasa) itu biadab dan sangat keji dalam memperlakukan para manusia budak mereka, menghukum mati mereka untuk pelanggaran-pelanggaran remeh sebagai contoh (bagi yang lainnya) dan tidak memberi ampun, meskipun itu hinaan yang remeh atau pemintaan-permintaan maaf yang penuh penyesalan.
- Mereka memiliki teknolgi yang tampak ajaib di jaman semacam itu, seperti kemampuan melempar benda yang sepertinya guruh dan petir, atau melayang di atas tanah, atau lepas landas dalam pesawat-pesawat roket, atau melakukan operasi-operasi bedah yang mempertahankan jiwa pasien.
- Mereka tinggal terpisah dari manusia, dalam tempat-tempat atau desa-desa terpisah, namun cukup sering mengunjungi para manusia budak mereka sehingga para budak itu menganggap diri mereka tak mampu melarikan diri, berada dalam kungkungan tanpa ikatan-ikatan fisik.
Warisan tersebut sekarang ini disebarkan secara genetika ke seluruh negara Timur Tengah, negara-negara Jerman, dan di laut-laut selatan, dan mudah diidentifikasi pada manusia-manusia yang secara bersamaan memiliki tubuh besar, perangai ganas, dan otot-otot besar. Alih-alih dianggap para dewa, mereka sering kali dianggap kriminil-kriminil.All rights reserved: ZetaTalk@ZetaTalk.com
12 Dewa Olympus, wikipedia
Dewa Zeus, wikipedia