Bintang Pari tak lain adalah Nibiru, aka Planet X, atau Matahari Kedua. Brown Dwarf ini akan lewat di jarak terdekat dengan Bumi (Passage) dan menyebabkan Pergeseran Kutub (Pole Shift), tapi TIDAK AKAN MENABRAK BUMI, karena Sifat Orbitnya dan ada Gaya Tolak gravitasi. [click Planet X 2003 Photos below to see more]
Nibiru
Videos: Nibiru's Path (Animation) by Kojima Poleshift.ning.com
The Zeta Report - POLE SHIFT ANIMATION
The Zeta Report - FUTURE MAPS

CHECK IF YOUR LOCATION (world) IS SAFE

HIGHLIGHT SEKARANG : Moralitas

 on Jumat, 04 Januari 2013  

Tentang Moralitas Pengabdi Kebaikan

Baca juga:

Apa yang menjadi konsep moralitas para alien Zeta Pengabdi-Kebaikan bisa bertentangan sekali dengan apa yang selama ini dipandang sebagai standar moral oleh sebagian orang Indonesia yang berpegang pada keagamaan dan/atau mengedepankan budi pekerti dan bahasa yang halus. 
Konsep moralitas Pengabdi-Kebaikan menurut para alien Zeta Pengabdi-Kebaikan menunjuk langsung ke motivasi di balik tindakan, bukan lapisan-lapisan yang menutupinya( bukan kemunafikan), yaitu tindakan demi kebaikan bersama tanpa memandang ras, suku, agama, dan gender atau apapun, dalam arti yang sebenar-benarnya--hakiki kebaikan universal. Kebaikan hati yang tulus, dengan demikian, tidak dapat diukur dari jenis pakaian, cara berpakaian, cara bicara atau penampilan lainnya. 
Ini bisa sulit dipahami oleh mereka yang telah memposisikan diri atau terbiasa bertindak sebagai "penjaga/pengawas" orang lain dalam hal apa yang disebut moralitas pada umumnya. Namun konsep ini seharusnya tidak sulit dipahami bangsa Melayu, termasuk bangsa Indonesia, pada umumnya, mengingat keragaman budaya dan bahasa yang ada di seantero Asia Tenggara yang masih berumpun sama. 
Perlu ditekankan lagi di sini bahwa yang dimaksud dengan Mengabdi-Kebaikan ini adalah perbuatan yang berbasis memikirkan orang lain SEBANYAK memikirkan diri sendiri.
Tips dari para alien Zeta Pengabdi-Kebaikan bagi manusia, yang notabene masih dalam tahap awal dalam pertumbuhan spiritualnya, untuk menentukan apakah orang itu tulus atau tidak dalam perbuatan baiknyalihatlah tujuan atau hasil akhir dari tindakannya. 
Ini penilaian yang tidak mengandalkan penampilan luar, apalagi yang ada di dalam hati orang lain, sebelum oang yang dinilai itu menampakkan hasil dari perbuatannya atau telah dikenali hasil-hasil perbuatannya. 
Bahkan Anak-Anak Bintang yang telah melek di bumi ini tidak menganggap diri mereka di atas manusia, dalam hal spiritualitas. Karena, begitu berada di bumi, kedudukan spiritualitas manusia, apakah manusia asli bumi atau Anak Bintang, sama-sama dalam tahap pembelajaran (sama-sama 'telanjang' dalam tantangan hidup).. 

[Budi Bahasa dan Pekerti Halus Bukan Jaminan Kebaikan]

"Telah berulang-ulang kami nyatakan bahwa orientasi spiritual selayaknya dinilai berdasarkan tindakan, bukan kata-kata maupun lapisan superfisial.
Mereka yang Mengabdi-Ego menjubahi tindakan-tindakan mereka dengan pemikiran-pemikiran mulia, seperti misalnya serangan Irak oleh keluarga Bush yang seharusnya membawa rakyat Irak ke demokrasi, sementara tujuan mereka (yang sesungguhnya) adalah keserakahan dan kendali terhadap ladang-ladang minyak di sana. Semua kata-kata mulia (yang mereka utarakan - pen.) adalah kebohongan murni. 
Mereka yang Mengabdi-Kebaikan sedikit saja menggunakan kebohongan dan jarang menerapkannya. 
Maka, orang sering kali menemukan lapisan dari kedua orientasi ini bertolak belakang, dengan individu Pengabdi-Kebaikan mungkin mengeluarkan kata-kata yang menusuk hati sementara individu Pengabdi-Ego meneteskan sirup dari mulutnya.
Contohnya, saat menyelamatkan para penumpang yang terapung-apung akibat kapal feri yang karam, individu-individu Pengabdi-Kebaikan mungkin akan meneriakkan perintah-perintah dan tuntutan-tuntutan sementara mereka berada di dalam air, menariki tangan-tangan korban sebanyak mungkin sebelum mereka tenggelam untuk terakhir kalinya. Wah, wah, kasarnya! Namun apa niat mereka? Mereka sedang mencari orang-orang lain sebagai rekan tim mereka dalam penyelamatan itu, dan tidak bersikap sopan ketika yang lainnya berdiri-berdiri saja sambil tertegun dan bukannya menolong. Sementara, orang yang Mengabdi-Ego menghindari air (misalnya) dengan berdiri di pinggiran saja sambil mengangsurkan selimut-selimut ke para korban sambil senantiasa tampak sibuk! Kata-kata sopan, kepala menunduk, agar mereka tidak diminta turun ke dalam pekerjaan penyelamatan yang berbahaya di dalam air.
Mengapa orang-orang menuding-nudingkan telunjuk serta mendesak Nancy (Lieder - pen.) serta orang-orang lain bersikap sopan di atas segala kecurigaan? Ini adalah sebuah taktik, yang digunakan oleh orang-orang yang Mengabdi-Ego untuk memanipulasi layanan kebaikan yang diberikan orang lain. Jika motivasi-motivasi mereka (para Pengabdi-Ego itu) dipertanyakan, mereka menudng dan menyemburkan tuduhan bahwa siapapun yang mempertanyakan motivasi-motivasi mereka bukanlah orang-orang yang baik hati dan tulus membantu, atau Pengabdi-Kebaikan, karena (menurut mereka) ucapan tanpa tedeng aling-aling sudah pastinya tidak akan keluar dari mulut Pengabdi-Kebaikan. Oh ya? Kenapa harus begitu? Mereka yang Mengabdi-Kebaikan sesungguhnya kemungkinan sekali menggunakan kata-kata tanpa tedeng aling-aling! Mereka tidak memerlukan lapisan sopan (untuk memberi kesan baik - pen.), sementara mereka yang Mengabdi-Ego sering menggunakan taktik ini."

[Lihat Tujuan/Hasil Akhirnya] 

Banyak orang yang teramat sangat egois menyelubungi diri mereka dengan sikap manis dan ceria, sementara memanipulasi event-event sesuka hati mereka. (Contohnya) sebagaimana orang mengamati ucapan Bush tentang niat-niatnya, yang membicarakan 'demokrasi' mengenai Irak sementara menyerang mereka untuk mendapatkan minyak. Ini bukan hal baru! Banyak orang yang berorientasi Mengabdi-Kebaikan memiliki sikap kasar, karena mereka sangat sibuk dengan banyak tanggung-jawab, namun sikap mereka yang mengesalkan itu bukan berarti mereka itu egois! Maka, tujuan puncak si individu lah yang seharusnya menjadi pertanda. 

[Tidak Suka Menyakiti Makhluk Hidup]
Terjemahan bebas ZetaTalk, Aug. 14, 2010

Seluruh orang yang Mengabdi-Kebaikan akan merasa ragu-ragu untuk menyakiti makhluk lain, bahkan kalau makhluk itu tanaman. Amoeba dan bakteri bertindak untuk mempertahankan diri, namun tidak merasakan sakit, karena kurangnya sistem syaraf mereka. Ikan, burung hantu, dan reptil juga bertindak secara insting, namun merasakan sakit, yang merupakan sebuah pertanda terhadap kedaruratan dan petunjuk ke arah mana harus bergerak. Namun mereka tidak memiliki kecemasan, rasa ketakutan atau rasa putus asa. Hewan mamalia, termasuk lumba-lumba dan ikan paus, memiliki insting merawat yang kuat, yang melibatkan perasaan mencemaskan anak-anak mereka. Tanpa rasa cemas ini, sebuah rasa takut atau menyesal ketika hal-hal berjalan salah, yang muda tidak akan mendapat perlindungan yang dibutuhkan agar dapat bertahan hidup.

Layakkah membunuh suatu bentuk protein bagi diri sendiri agar dapat bertahan hidup dengan kesehatan yang baik? Hingga Anda mencapai titik dalam perkembangan Anda dimana Anda dapat memanufaktur protein-protein ini serta zat-zat lain di lab, Anda tidak punya pilihan. Telah kami nyatakan bahwa spesies Zeta awal memakan kumbang/kutu (bug) dan lumut.

Saran kami adalah bahwa apapun bentuk protein pilihan Anda untuk dikonsumsi, bunuhlah dengan cepat, dan menjauhlah dari hewan mamalia jika ini kecenderungan Anda (untuk memakan hewan).

Haruskah Anda menembak beruang atau orang lain yang menyerang keluarga Anda, jika yang lain itu berniat melukai keluarga Anda? Telah kami bahas masalah ini di tulisan-tulisan kami yang lain, dan telah kami jelaskan bahwa bahkan entitas Pengabdi-Kebaikan bisa mendapati dirinya dalam situasi ini, dan seharusnya tidak ragu-ragu untuk bertindak. Karena, jika bertindak kurang dari itu, ia akan mencelakai mereka yang tidak bersalah."
HIGHLIGHT SEKARANG : Moralitas 4.5 5 Nirata Jumat, 04 Januari 2013 Tentang Moralitas Pengabdi Kebaikan Baca juga: UFO Di Gunung Berapi  | Perkembangan Pergerakan Lempeng Tektonik 2013 |  Motif Tersembu...