Ini tentang siapakah para Alien Itu?
Baca juga:
Zeta dan Tuhan: Agama Zeta
SKENARIO BESAR ALAM
DEWAN ALAM SEMESTA INI
Mantan Astronout AS: NASA/Pemerintah AS Bohong
Bagi yang baru menemukan blog ini, istilah makhluk gaib mencakup seluruh keberadaan makhluk di luar bumi yang berada di alam lebih tinggi dari bumi. Istilah lain yang universal yang banyak digunakan di sini adalah "alien dari alam lebih tinggi dari alam bumi."
Alien itu sendiri adalah kata lain dari extraterrestrial (ET), atau makhluk luar bumi. Keberadaannya mulai dari alam densitas yang sama dengan Bumi, yaitu Densitas ke-3, hingga alam Densitas ke-4 hingga yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
Para alien dari alam-alam lebih tinggi dari Bumi ada dua jenis: alien Pengabdi-Kebaikan dan alien Pengabdi-Ego.
Alien Pengabdi-Kebaikan tinggal di Alam Pengabdi-Kebaikan, yaitu alam Densitas ke-4 hingga yang lebih dan lebih tinggi lagi.
Alam Pengabdi-Ego tinggal hanya di alam Densitas ke-4 yang Mengabdi-Ego, tidak lebih.Di sini tidak menggunakan/mengakui istilah "jin", karena tidak menggunakan hipotesa atau asumsi dari agama tertentu. Untuk penjelasan tentang siapa yang dimaksud dengan alien dan kaitannya dengan apa yang manusia sebut sebagai malaikat, setan, iblis, dajjal, silahkan baca Tentang Setan, Iblis, Dajjal, dan Kejahatan.
Mereka Yang Turun Untuk Mendampingi Bumi/Manusia
Ada banyak ruh dari alam-alam Pengabdi-Kebaikan yang telah dan akan turun secara suka rela ke Bumi untuk mendampingi Bumi selama Transformasi Bumi.
Tujuannya adalah menyeimbangkan kondisi alam belajar spiritual Bumi yang pincang, karena manusia yang Mengabdi-Ego, meskipun berjumlah lebih sedikit dari yang Mengabdi-Kebaikan, mendominasi hampir seluruh area bumi sedemikian rupa sehingga menghambat tumbuh-kembang ruh-ruh muda (secara spiritual) di bumi. [Baca juga: Hakekat Ruh]Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya, para ruh dari alam-alam Pengabdi-Kebaikan yang turun ke bumi tersebut ada dalam bentuk-bentuk berikut:
- gaib;
- Hibrida;
- inkarnasi ke dalam tubuh manusia melalui proses kelahiran normal, yang disebut Anak-Anak Bintang;
- menitis, atau menyurup ke dalam tubuh manusia tanpa melalui proses kelahiran, dengan si manusia disebut Titisan, atau Walk-In; mereka juga disebut Anak Bintang tapi jenis Walk-In.
[Cat: istilah menitis/titisan/penitisan bisa berbeda-beda bagi orang-orang dan dapat berlawanan dengan penjelasan di sini.]Perbedaan Penitisan dan Kesurupan
Istilah penitisan di sini digunakan untuk sekedar membedakannya dengan kasus kesurupan. Penitipsan berbeda dengan jenis Kesurupan, seperti yang pernah dijelaskan, dalam hal "siapa yang menyurup ke dalam jasad manusia".
Penitisan hanya dapat dilakukan oleh ruh dari alam yang Mengabdi-Kebaikan (makhluk gaib yang welas asih secara sejati), sedangkan Kesurupan, itu dilakukan oleh ruh dari alam yang Mengabdi-Ego. Ini sesuai dengan Hukum Alam Semesta.[Proses Penitisan dan Kesurupan]
Kesurupan maupun Penitisan hanya dapat terjadi pada jasad manusia kalau ruh aslinya mengijinkan. [Baca juga: Walk-In (Ruh Penyurup)]
Pada kesurupan, si ruh asli memiliki ego pada tingkat sedemikian tingginya sehingga memenuhi syarat terjadinya penyurupan oleh ruh jahat. Tingkatan ego juga bervariasi, level rendah hingga tinggi. Kesurupan dapat terjadi untuk sementara waktu atau hingga mati.
Sedangkan Penitisan hanya dapat terjadi ketika si ruh asli sudah tidak ingin meneruskan hidupnya---biasanya si ruh asli masih muda (belum matang). Maka konferensi antar-ruh dilakukan, dan terjadi kesepakatan-kesepakatan, dan si ruh asli pergi selama-lamanya, digantikan oleh ruh Pengabdi-Kebaikan (ruh yang matang, arif). Dengan demikian, si jasad tidak jadi bunuh diri, namun ruhnya suda berganti
Ini berbeda dengan kasus Chanelling, dimana si ruh asli yang Mengabdi-Kebaikan menyisih untuk sementara waktu saja untuk membiarkan ruh dari Alam Pengabdi-Kebaikan menggunakan dirinya untuk menyampaikan pesan.Ketika Pencerahan Jati Diri Terjadi
Terkadang si wadag manusia yang menjadi tempat penitisan diberi tahu oleh ruh yang menitisinya tentang sifat ruhnya itu. Berikut sebuah contoh peristiwa pemberitahuan itu.
Suatu hari di tahun 2000an si manusia mendapat pengalaman gaib kembali ke masa lalu dimana dirinya sedang berada di tengah jalan dalam setting kehidupan tahun 1980an yang belum pernah dialaminya. Berdiri saja di tengah jalan itu, ia melihat ke arah mobil-mobil di kejauhan. Tak lama kemudian, tubuhnya diterjang oleh mobil-mobil itu, namun ia tidak merasa sakit sama sekali. Ia hanya merasa tubuhnya bagaikan gel (agar-agar) yang diterobos mobil-mobil. Lalu terdengar suara, "Kamu pernah bunuh diri di Jalan...., ....dst.....dst." Sementara ia sendiri lahir jauh sebelum 1980, dan, tentu saja, masih hidup ketika terjadi pengalaman gaib itu. Ada juga beberapa pengalaman gaib lainnya terkait ketidaksinkronan dengan usia saat itu. Di momen lain, dalam kondisi terjaga, ia seperti terlempar sesaat ke suatu kehidupan futuristik dimana ia sedang menggunakan teknologi canggih yang belum ada di bumi.
Itu semua sebuah kejadian gaib yang tentunya sulit, atau bahkan tidak dapat, diterima akal manusia sebagaimana kejadian gaib yang dialami manusia lain. Dalam periode pengalaman gaib itu, ia sendiri sedang mengalami suatu jenis pencerahan dari dalam dirinya. Lalu si jasad manusianya memahami bahwa ruh yang bersemayam dalam dirinya datang begitu saja dari "atas", meskipun pemahaman ini butuh beberapa waktu untuk datang.
Ia kini memahami bahwa ruhnya datang dari orang yang pernah bunuh diri. Ia kini memahami bahwa sifat ruhnya ini adalah ruh yang meloncat dari satu wadag ke wadag lain sesuai masa hidup wadagnya, yang berakhir (mati) sesuai dengan kesepakatan di alam ruh pra Walk-In, demi menyelesaikan suatu misi penting di bumi terkait Transformasi Bumi. Sekali lagi, ini hanya sebuah contoh.Berikut penjelasan para alien Zeta mengenai mekanisme pengambil-alihan tubuh manusia oleh Walk-In, ruh yang Mengabdi-Kebaikan, dari alam lebih tinggi, dan mekanisme take-over oleh ruh Pengabdi-Ego.
[Tubuh/Jasad Dapat Merasakan]
Terjemahan bebas ZetaTalk: Body Senses, Nov. 09, 2002
"Seperti yang pernah kami katakan, suatu Walk-In atau kesurupan terjadi ketika jiwa yang berinkarnasi pada diri manusia (ruh aslinya) ingin pergi.
Jiwa ini, sesungguhnya, sedang beranjak pergi, berencana untuk bunuh diri. Maka, hal itu bukan masalah perdebatan / perseteruan (antara ruh penyurup--pen.) dengan si jiwa (asli).Kalau ada ruh lain yang ingin menyurupi tubuh itu, apakah ruh itu Pengabdi-Kebaikan atau Pengabdi-Ego, maka konferensi segerapun diadakan, yang dihadiri oleh seluruh pihak yang terlibat. Ini adalah konferensi ruh, jadi si tubuh manusia---otak dan ingatannya---tidak termasuk dalam pihak itu.
Kalau seorang manusia yang cenderung ingin bunuh diri (suicidal) diinkarnasi oleh ruh yang ingin keluar dari inkarnasinya, maka tak ada perdebatan sebelumnya. Namun sebagai hasil dari konferensi ruh serta kesepakatan untuk mengijinkan terjadinya Walk-In atau kesurupan, hal itu (tubuh manusia yang ingin bunuh diri--pen.) berubah.
Si manusia dapati dirinya tiba-tiba mengalami perubahan pada hatinya, merasa berbeda, melihat solusi-solusi atau jalan-jalan baru untuk menyelesaikan masalahnya yang tidak dipertimbangkan sebelumnya. Maka, ketimbang mengambil senjata (untuk bunuh diri--pen.) atau melompat dari jembatan, ia akan berjalan-jalan lama sekali sambil memikirkan masalahnya berulang-ulang.Yang Dirasa Oleh Jasad Manusia Yang Ketitisan
Bagi si tubuh manusia, yang berada di bawah pengaruh ruhnya yang berinkarnasi selama masa keberadaannya, hal itu bisa jadi terasa seperti perubahan spiritual yang tidak dapat ia jelaskan. Ada yang menyebutnya suatu jenis konversi menjelang ajal, dimana saat memikirkan untuk mati, ia tiba-tiba melihat ternyata kehidupan begitu indah!
Kebanyakan akan mendapati bahwa ia mampu mempertimbangkan orang lain, bukan hanya dirinya sendiri, dalam kasus penitisan oleh ruh Pengabdi-Kebaikan yang sudah teramat sangat maju perkembangannya.
Hal ini membuat hubungan-hubungannya dengan manusia-manusia lain mekar! Ia, dengan demikian, memiliki alasan-alasan tambahan untuk memilih hidup, dan mengaitkan hubungan-hubungan barunya secara benar dengan pendekatannya untuk menangani orang-orang lain.Kesurupan
Dalam kasus kesurupan, si manusia setuju untuk mengijinkan ruh yang teramat sangat Mengabdi-Ego untuk berinkarnasi dalam tubuh yang ingin ia tinggalkan (jasadnya).
Ruh yang menginkarnasi dalam manusia itu, yang bersekutu erat dengan si manusia dan mempengaruhi tubuh manusia itu selama masa hidupnya, harus condong ke orientasi Mengabdi-Ego agar hubungan itu berkembang. Tidak mungkin terjadi jika si manusia menjadi Mengabdi-Ego sementara si ruh itu menariknya ke Mengabdi-Kebaikan.
Dengan demikian, si manusia yang disurupi oleh ruh Pengabdi-Ego juga mendapati dirinya memiliki energi yang diperbarui, namun ke arah agenda yang berbeda (dengan kasus penitisan--pen.).Kalau (dalam penitisan), si titisan dapati dirinya lebih memikirkan orang lain, dan kurang terobsesi dengan masalah-masalah dalam kehidupan pribadinya, maka si manusia yang kesurupan akan memiliki ide-ide baru untuk menyiksa dan menimpakan balas dendam terhadap mereka yang dibenci dalam hidupnya. [Baca: Kesurupan Ksatria Hitam, dan Peningkatan Kasus Kesurupan.]
Manusia yang disurupi ruh jahat sedikit saja membuat kesimpulan, mereka tidak meluangkan waktu untuk merenungkan perubahan itu, melainkan maju terus dalam praktek yang mengerikan bagi keluarga yang mengkhawatirkan kesurupannya itu.
Oleh karena kesurupan selalu berusia pendek, dimana ruh Pengabdi-Ego mendapati kehidupan di alam Densitas ke-3 terlalu membatasi, si jasad manusiapun segera dikembalikan ke ruh aslinya. Karena kurang memiliki ide, kurang energi maupun tekad untuk melanjutkan permainan yang pernah dinikmatinya itu, semuanya, termasuk si (jasad) manusia yang baru saja disurupi itu, kembali ke pola-pola yang sudah dikenalnya."